This post is also available in:
English
Backend developer kini menjadi salah satu pekerjaan yang paling diminati. Jadi, tidak heran jika banyak orang yang tertarik mencoba profesi ini untuk berkarier.
Sayangnya masih banyak orang berpikir bahwa bekerja menjadi backend developer hanya bisa dilakukan oleh para lulusan IT saja.
Padahal, seseorang yang belajar secara autodidak juga memiliki kesempatan untuk mencoba berkarier di pekerjaan ini, lho.
Namun, bagaimana cara memulai karier menjadi backend developer meski tanpa gelar IT? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini.
1. Pelajari dasar bahasa pemrograman
Sebelum mulai terjun di bidang ini, kamu harus paham terlebih dahulu bahwa menjadi backend developer tidak bisa dilakukan dengan instan.
Diperlukan banyak usaha, waktu, dan kesabaran dalam mempelajarinya. Apalagi jika kamu belajar secara autodidak dan tidak menempuh kuliah di jurusan IT.
Itulah mengapa kamu perlu bersabar saat mempelajari dasar-dasar bahasa pemrograman. Jangan terburu-buru untuk cepat menguasainya.
Sebaiknya, cobalah untuk memahaminya dengan baik karena bahasa pemrograman adalah hal terpenting dalam profesi backend developer.
Ada beberapa bahasa pemrograman yang perlu dipelajari misalnya Python, PHP, Ruby, dan JavaScript.
Melansir dari Columbia Engineering, Python merupakan salah satu bahasa pemrograman yang kini tengah populer sehingga menjadi salah satu skill yang harus dimiliki oleh seorang backend developer.
2. Pahami dasar database
Selain bahasa pemrograman, seorang backend developer juga perlu paham dengan dasar-dasar database.
Hampir semua website kini memiliki semacam penyimpanan. Jadi, menurut Hackr.io mempelajari dasar dari database pasti akan sangat bermanfaat.
Saat mempelajari database, maka kamu juga perlu untuk mengenal lebih dalam soal SQL. Pasalnya, SQL digunakan untuk mengambil informasi dari database.
Dengan berbekal kemampuan bahasa pemrograman dan dasar database yang baik, tentu kamu bisa menjadi backend developer yang andal.
3. Mulai pelajari framework
Dengan mempelajari framework seorang backend developer dapat membuat template dan kode yang bisa digunakan lagi nantinya.
Jadi, pekerjaan bisa menjadi lebih efisien karena tidak perlu menulis ulang kode yang sudah dibuat.
Namun, untuk belajar framework memang tidak mudah dan diperlukan banyak waktu untuk memahaminya.
Apalagi menurut Crampete ada beberapa jenis framework yang perlu dipahami oleh seorang backend developer. Misalnya, NodeJS, Flask, Laravel, Django, hingga Ruby on Rails.
4. Latihan buat proyek sederhana
Kamu tidak akan bisa menjadi seorang backend developer yang andal jika malas berlatih dan mencoba suatu proyek.
Pasalnya, dengan berlatih dan membuat suatu proyek sederhana bisa meningkatkan kemampuan coding yang dimiliki.
Crio juga menjelaskan bahwa proyek mini sangat baik untuk memperdalam kemampuan pemrograman dan praktik langsung dengan framework yang sedang dipelajari.
Beberapa contoh proyek mini yang dapat kamu coba lakukan misalnya blog sederhana, aplikasi project management yang simple, hingga website pembuat resume.
5. Ikuti program untuk magang
Mencari peluang kerja sebagai backend developer tanpa punya latar belakang pendidikan IT memang bukan hal mudah.
Namun, jangan khawatir karena kamu bisa mencoba mengikuti program magang yang biasanya dilakukan oleh perusahaan teknologi.
Pastikan kamu sudah menguasai skill yang diperlukan untuk menjadi seorang backend developer.
Pasalnya, perusahaan juga membutuhkan anak magang yang paling tidak sudah memiliki skill dan pengetahuan dasar dari backend developer.
Ada banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan mengikuti program magang. Misalnya, belajar langsung dari para backend developer yang sudah ahli.
Selain itu, kamu juga memiliki pengalaman bekerja secara langsung yang tentu bisa dipamerkan di CV dan portofolio.
Jadi, program magang bisa menjadi gerbang buatmu untuk memulai karier menjadi backend developer yang lebih baik.
Sumber : Tertarik Jadi Backend Developer? Ketahui 5 Tipsnya di Sini!